"Guru Penggerak: "Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan”

Rabu, 24 Juli 2024

2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3_Achmad Taufiq



Guru Belajar Cendekia - 2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3_Achmad Taufiq

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media.

A.   Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

1.     Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Pada modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik adalah saya dapat mempelajari tentang 2 kata kunci yaitu Coaching dan Supervisi Akademik. Pertama yaitu Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana Coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari Coachee (Grant, 1999). Ada 3 prinsip coaching yakni kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi. Kompetensi inti yang harus seorang Coach kuasai adalah kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Pelaksanaan coaching menggunakan alur TIRTA, yakni Tujuan, Indentifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab.

Kedua yaitu Supervisi akademik adalah upaya membantu guru-guru dalam mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan ini berarti esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai untuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya. Adapun 3 tahap dalam melakukan supervisi, yakni pra observasi (perencanaan), observasi (pelaksanaan), dan pasca observasi (tindak lanjut).

2.     Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Emosi-emosi yang hadir sebelum mengetahui pembelajaran modul 2.3 adalah saya cemas karena dari nama coaching tersebut saya masih mengartikan kalau coaching itu adalah sesuatu hal baru dan sulit. Saya khawatir tidak mampu memahami, dan menerapkannya. Setelah saya mempelajari eksplorasi konsep modul 2.3, saya mulai tertarik dalam mempelajari dan mendalami isi dari modul ini. Saya merasa bahagia saat berkolaborasi dengan rekan sejawat sesama CGP saat melaksanakan praktik coaching baik di ruang kolaborasi maupun demonstrasi kontekstual. Selanjutnya saya optimis mampu menerapkannya di sekolah tempat saya mengajar.

3.     Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Pada proses belajar saya mampu berkolaborasi dengan rekan sejawat sesama CGP ketika mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA dan sesuai dengan prinsip coaching dalam ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual baik berperan sebagai Coach, Coachee maupun sebagai Supervisor/Pengamat.

Mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA pada Ruang Kolaborasi

 

Mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA pada Demonstrasi Kontekstual

4.     Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Pada keterlibatan dalam proses belajar yang perlu diperbaiki adalah kemampuan dalam mengajukan pertanyaan yang berbobot. Pertanyaan berbobot ini akan mampu menggali permasalahan Coachee dan tentunya akan membantu Coachee dalam membuka pemikiran atau solusi yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

5.     Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan pribadi

Setelah saya mempelajari modul 2.3 tentang coaching dalam supervisi akademik, kompetensi saya mulai berkembang ditandai dengan dapat mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA baik sebagai Coach, Coachee, dan Supervisor/Pengamat. Selain itu, saat saya mempraktikkan proses coaching, saya harus dapat mengendalikan diri saya dari asumsi-asumsi pribadi dan rasa emosi sehingga timbul kematangan berfikir dan bertindak agar sesuai dengan prinsip coaching yaitu, kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.

 

B.    Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

1.    Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

Bagaimana agar prinsip coaching ini bisa diterapkan dalam supervisi akademik di sekolah?

Prinsip coaching bisa diterapkan di sekolah apabila Kepala sekolah selaku pemangku kebijakan memiliki pengetahuan tentang coaching dalam supervisi akademik dan mau menerapkannya. Kegiatan supervisi akademik bukan hanya bertujuan sebagai bagian dari penilaian guru saja, namun supervisi harus bisa dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi akademik guru sehingga tidak hanya melakukan observasi kelas saja tetapi harus ada percakapan pra observasi dan pasca observasi. Pada percakapan pra observasi, kepala sekolah harus mendiskusikan perencaaan yang akan dilakukan oleh guru, sedangkan saat pasca observasi, kepala sekolah memberikan umpan balik dan tindak lanjut terkait pelaksanaan observasi kelas yang dilakukan guru.

2.  Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

Coaching dalam supervisi akademik merupakan salah satu bentuk kepemimpinan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid adalah hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam lingkungan kelas maupun sekolah. Dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, guru harus memiliki kompetensi menjadi pemimpin pembelajaran. Menjadi pemimpin pembelajaran harus memahami perkembangan murid secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif saja namun juga harus memahami karakter dan sosial emosional murid. Dengan demikian tujuan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat meningkatkan kinerja dan terwujudnya pembelajaran yang berpihak pada murid.

3.  Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

Tantangan terberat adalah menyeragamkan pemahaman tentang coaching dalam supervisi akademik baik di lingkungan sekolah maupun daerah. Selama ini supervisi dianggap sebagai hal menakutkan karena guru atau orang yang disupervisi akan merasa takut dinilai seolah-olah supervisor adalah orang yang mencari kesalahan atau guru sendiri takut untuk salah. Hakikat supervisi seharusnya meningkatkan kinerja dan kompetensi guru.

4.       Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

Alternatif solusi yang ditawarkan adalah melakukan sosialisasi kepada seluruh komunitas sekolah saat kegiatan rapat guru agar terjadi penyeragaman persepsi mengenai hakikat supervisi akademik yang meningkatkan performa guru.

Solusi selanjutnya adalah memberikan contoh praktik coaching dalam supervisi akademik melalui berbagai media informasi digital yang dapat diakses oleh seluruh komunitas sekolah.

 

C.    Membuat keterhubungan

1.       Pengalaman masa lalu

Saya pernah disupervisi oleh pengawas sekolah dalam Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, tetapi kegiatan supervisi tersebut hanyalah sebatas menjalankan kewajiban saja tanpa mengetahui makna supervisi yang sebenarnya. Kegiatan supervisi akademik hanya dilakukan kepala sekolah atau pengawas sekolah pada tahap observasi kelas saja, tanpa adanya tahap pra observasi dan pasca observasi, sehingga hanya sebatas pemberian nilai guru saja.

2.       Penerapan di masa mendatang

Di masa mendatang kegiatan supervisi ini harus dijadikan salah satu bagian dalam peningkatan kompetensi guru dalam bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.

3.     Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

Ø Modul 2.1 : Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak pada murid sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, maka guru harus menjalankan coaching dalam menentukan gaya belajar murid agar sesuai dengan kebutuhannya. Murid akan maksimal dalam menggali potensinya jika belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.

Ø Modul 2.2 : Dalam pembelajaran sosial emosional terdapat Teknik STOP dan mindfulness yang dilakukan untuk dapat membuat suasana menjadi lebih kondusif. Saat melakukan coaching pun seorang coach harus menerapkan Teknik tersebut agar dapat focus dan terwujud kehadiran penuh saat melakukan proses coaching

4.     Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP

Dalam mempelajari coaching dalam supervisi akademik, banyak sumber yang bisa saya gunakan di luar modul PGP, antara lain: a. Media Online terutama dari youtube.com b. Praktik baik instruktur c. Fasilitator d. Pengajar Praktik terutama saat menjalani pendampingan individu e. Praktik baik rekan guru dalam satu lembaga f. Komunitas KKG.


Penulis : Achmad Taufiq, S.Pd. - CGP Angkatan 10 - Kelas 155 B - Kabupaten Ngawi

 


1 komentar: