Guru Belajar Cendekia -
3.1.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.1_Achmad Taufiq
Tujuan
Pembelajaran Khusus:
1. CGP
membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan
beraneka cara dan media.
2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Kegiatan
Pemantik:
Bacalah
kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
“Mengajarkan
anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
1. Dari
kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda
pelajari saat ini?
Berdasarkan kutipan di atas bahwa mengajarkan anak
menghitung adalah hal yang baik karena mengembangkan kemampuan numerasi, namun mengajarkan
apa yang berharga/utama seperti memberikan pengalaman pembelajaran yang
bermakna, kejujuran, kebaikan, tanggung jawab, keadilan, kasih sayang, dan empati
adalah yang terbaik. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai kebajikan universal
yang akan membentuk karakter mereka menjadi manusia terbaik di masa depan. Dalam
materi pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin,
hal yang paling mendasar yang perlu dipelajari adalah terkait dengan etika.
Etika akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, karena bersumber dari nilai-nilai
kebajikan universal. Selain nilai kebajikan, dasar dari pengambilan keputusan
adalah berpihak pada murid dan harus bertanggungjawab. sehingga saat dasar
pengambilan Keputusan sudah dikuasai, maka permasalahan apapun akan lebih mudah
dan lebih terarah dalam menemukan solusi permasalahan dan pengambilan
keputusannya.
2. Bagaimana
nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan
keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Prinsip yang dianut dalam pengambilan keputusan
diantaranya Berpikir Berbasis Hasil AKhir/End-Based Thinking, Berpikir
Berbasis Peraturan/Rule-Based Thinking, dan Berpikir Berbasis rasa
peduli/Care-Based Thinking, ketiganya disesuaikan dengan kondisi dan situasi
yang terjadi. Apapun prinsip yang dianut, tetap harus bersumber dari nilai-nilai
kebajikan universal, sesuai dengan dasar pengambilan keputusan. Dengan mengacu
pada prinsip dan nilai yang sesuai, maka kita akan mengambil keputusan yang
lebih adil, bijaksana, berpihak pada murid, dan bertanggung jawab. Sehingga pengambilan keputusan akan memberikan
dampak yang positif bagi lingkungan kita, baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan masyarakat.
3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran
dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan
Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di kelas, ketika proses pembelajaran berlangsung mungkin akan ada saja masalah terjadi di dalam kelas. Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus bisa berkontribusi dan senantiasa peka terhadap segala persoalan yang terjadi serta mampu mengatasinya dengan baik. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan yang kita pelajari di Modul 3.1 ini yaitu bersumber pada nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan harus bertanggung jawab, maka secara tidak langsung, kita telah memberikan contoh teladan kepada murid cara pengambilan keputusan yang tepat yang adil, bijaksana, dan objektif.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses
pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education
is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Menurut saya orang yang berpendidikan akan mempunyai etika lebih baik dibanding orang yang tidak berpendidikan. Dengan beretika, maka segala perilaku akan sesuai dengan nilai kebajikan universal, norma, dan hukum yang berlaku. Sehingga dengan berperilaku etis sesuai dengan etika dalam pendidikan, maka akan mempermudah dalam proses pembelajaran maupun pengambilan keputusan.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran Koneksi Antarmateri Modul 3.1
1.Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan
Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan
sebagai seorang pemimpin?
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seorang
pemimpin harus dapat memberikan contoh/teladan yang baik bagi yang dipimpinnya
(Ing Ngarsa Sung Tuladha). Hasil keputusan harus mampu membangkitkan semangat
untuk terus melakukan inovasi. Dalam melakukan pengambilan keputusan yang
berpihak pada murid (Ing Madya Mangun Karsa). Kemudian seorang pemimpin harus
terus memberikan bimbingan dan motivasi ketika proses pengambilan Keputusan (Tut
Wuri Handayani) agar mendapatkan hasil yang diharapkan.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri sebagai seorang guru
dan saat ini sedang menempuh Pendidikan Guru Penggerak adalah berpihak pada murid,
mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif. Nilai-nilai ini harus menjadi
dasar dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut akan berpengaruh kepada
prinsip pengambilan keputusan yang akan kita ambil disesuaikan dengan situasi
yang terjadi serta pengaruhnya terhadap lingkungan.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan
kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan
tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh
sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dapat menjadi bekal dalam melakukan proses
pengujian keputusan secara bertahap menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Coaching dilakukan dengan memenuhi kompetensi inti
diantaranya kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif, dan
mengajukan pertanyaan berbobot. Saat melakukan pengujian Keputusan sebaiknya
menggunakan kompetensi inti coaching tersebut. sehingga kita dapat
menggali informasi sebanyak-banyaknya dari permasalahan yang ditemui.
Pengambilan keputusan menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan
akan efektif jika diimbangi dengan pendekatan coaching dan dilakukan
dengan kolaboratif dengan berbagai pihak.
4. Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan
menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami
perasaan, emosi, nilai diri sendiri, dan manajemen diri akan mampu mengelola
emosinya serta perilaku. Memiliki kasadaran sosial akan mampu memahami sudut pandang
dan dapat berempati dengan orang lain. Memiliki keterampilan berelasi akan
dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang
bertanggungjawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan
kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat
berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.
5. Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Studi kasus yang berkaitan dengan moral/etika harus didasari
dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik berupa nilai-nilai kebajikan
yang bersifat universal diantaranya keadilan, kebaikan, keteguhan
hati, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, empati.
Dilema etika harus dianalisis menggunakan paradigma, prinsip, dan 9 langkah
pengujian dan pengambilan keputusan dengan didasari dengan nilai-nilai
kebajikan tersebut.
6. Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan
cara yang tepat pula, disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan
berlandaskan nilai—nilai kebajikan universal. Saat keputusan yang diambil sudah
tepat, maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.
Tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas
permasalah yang dihadapi.
7. Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang ada di lingkungan saya adalah masih kuatnya
norma, kebiasaan, adat istiadat, dan budaya yang selalu dilakukan secara turun
temurun. Saat mengambil keputusan, tentu tidak lepas dari hal tersebut. Maka keputusan
yang diambil terkadang menjadi tidak relevan. Ada kaitannya dengan perubahan
paradigma yaitu perlu adanya perubahan paradigma yang sesuai, misalnya kebenaran
lawan kesetiaan, sehingga akan menghasilkan sebuah keputusan yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
8. Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruhnya adalah pengambilan keputusan yang kita
ambil harus berpihak pada murid. Penerapan pembelajaran yang berpihak pada
murid dapat berupa strategi pembelajaran berdiferensiasi yang diintegrasikan
dengan pembelajaran sosial emosional. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi
kebutuhan belajar murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar
murid, sehingga akan tercipta merdeka belajar sesuai dengan potensinya yang
berbeda-beda.
9. Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin pembelajaran
harus mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi, termasuk menyangkut
masa depan murid. Qleh karena itu perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan
dengan menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian Keputusan sesuai dengan
langkah-langkah yang sistematis disesuaikan dengan paradigma dan prinsip yang
tepat.
10. Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik
dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya?
Pengambilan keputusan haruslah dijiwai Filosofi Ki
Hajar Dewantara, berpegang teguh pada nilai guru penggerak salah satunya
berpihak pada murid dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan yang universal. Keputusan
yang diambil harus mempertimbangkan berbagai hal termasuk masa depan murid.
Pengambilan keputusan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid
karena disesuaikan dengan potensinya masing-masing. Seorang pemimpin haruslah
memiliki kompetensi sosial keterkaitannya dengan dan emosional agar dapat
mengambil keputusan dengan penuh kesadaran diri, mampu mengelola emosi dan
mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Saat proses pengujian keputusan
diperlukan teknik coaching agar menggali informasi sebanyak-banyaknya
untuk mengambil keputusan.
11. Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,
3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Ø Perbedaan
mendasar antara dilema etika dan bujukan moral dapat dilihat dari kedua pilihan
kasusnya. Jika kedua pilihan sama-sama benar maka termasuk kedalam dilema
etika, namun jika salah satu benar dan yang lain salah maka termasuk kedalam
bujukan moral.
Ø Terdapat
4 paradigma dilema etika antara lain individu lawan kelompok, rasa keadilan
lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka
panjang.
Ø Terdapat
3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir,
berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli.
Ø 9
Langkah pengambilan keputusan diantaranya mengenali nilai yang betentangan,
menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar
atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi.
investigasi opsi trilema, buat keputusan. lihat lagi keputusan dan refleksikan.
Ø Hal
yang diluar dugaan adalah dalam melakukan pengambilan keputusan memiliki
keterkaitan dengan modul lain yang dipelajari sebelumnya.
12. Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, namun sebelumnya saya tidak mengetahui adanya tahapan
dalam pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga keputusan langsung diambil
tanpa mempertimbangkan hal-hal lain yang mungkin terjadi. Saat mempelajari
modul ini, ternyata sebelum mengambil keputusan perlu adanya penentuan
paradigma dilema etika, prinsip dilema etika, dan menjalankan 9 langkah
pengujian dan pengambilan keputusan terlebih dahulu, dengan dasar nilai-nilai
kebajikan, berpihak pada murid dan bertanggungjawab.
13. Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara
Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul
ini?
Dampak dalam mempelajari konsep ini sangat besar bagi saya,
terutama berkaitan dengan cara pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak
menggunakan Langkah-langkah apapun. Sekarang setelah mempelajari modul ini perlu
adanya pemilihan paradigma yang tepat, prinsip yang sesuai, dan melakukan 9
langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan sistematis.
14. Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Bagi saya sangat penting mempelajari modul ini baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin karena dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan agar dapat berpihak pada murid.
Penulis : Achmad Taufiq, S.Pd. - CGP Angkatan 10 - Kelas 155 B - Kabupaten Ngawi